Thursday, August 16, 2007

Rindu Untukmu, Sayy....

Say, jangan pernah bertanya tentang isi hatiku karena kau tahu bagaimana bergeloranya pekik cinta yang telah membelengguku. Begitu pun api rindu yang selalu kusimpan hanya untukmu, seorang pejuang cinta sejati.

Say, kau tahu, bagaimana aku merindukanmu sedari pagi di saat kita berpisah menunaikan tugas masing-masing. Walau sebongkah hati ini tak ingin jauh darimu, belahan jiwaku.
Tapi pengabdian kita untuk cita-cita dan masa depan gemilang menjarakkan kita sesaat.

Tapi say, percayalah, dalam batasan jarak dan waktu, kutitipkan hati merah daduku untuk terus kau belai dengan semangat cintamu. Dan di sini, terus kurajut bendera cinta kita yang penuh peluh asa biar semakin berkibar dan abadi. Dan kelak, pada waktunya, ketika kita bertemu, mari kita kumandangkan lagu cinta dengan gegap gempita. Dan lihatlah, bendera cinta kita berkibar untuk selamanya.

Duh say, aku tak sabar menunggu sore menjelang, saat kita usai menunaikan tugas masing-masing dan bertemu di halte cinta di jalan merdeka.


Hiihihii…Ini cuma puisi seorang istri untuk suaminya, tercipta ketika si istri baru saja turun dari bus di pagi hari yang masih dingin (pk. 6,30 pagi), menuju kantornya karena kantor sang suami tercinta masih beberapa km lag jauhnya heheehee…
Sangking kangennya (nggak ngegombal ), si istri merasa kangeeeeenn terus, pengen ketemu, tapi tuntutan jam kerja nggak memungkinkan dan baru bisa ketemu pas jam kantr usai (sore hari jam 5.30) di sebuah halte bus….hihihihi…..jadi bacanya jangan serius amaaat yaaa :P

Hehehe….

Salam,
Istri yang tukang gombal 

2 comments:

Anonymous said...

aih aihhh... :)
merdeka!

dewicendika said...

hehe..tq mb Sa :)