Friday, September 14, 2007

Benerrr....ternyata masih ada orang baek di bus

looo maksudnya apaa neeee????

hehe...gini ceritanya...

Setiap pulang ke rumah dari kantor aku harus menempuh perjalanan yang cukup melelahkan. Harus bergonta ganti pacaar...eits...bus maksudnya

Tiap bulan pun rutenya beda, karena setiap bulan genap, aku bisa ikut bus kantor dan stop di mall lippo karawaci dan nyambung naek bus perumahanku. Ini cukup menyenangkan alias tidak cappeee.......Tapi klo bulan ganjil tiba.....deuu.....itu bus kantor ga lewat mall lippo dan aku harus nyambung angkot laen sebelum nyampe mall nyaa....malesss bangetz kaaan? Makanya aq ngambil alternatif dari kantor naek bus umum sampe ke citralen yang merupakan salah satu tempat bus perumahanku nongkrong.

Nahhh......masalahnya naek bus umum ke citralen itu sangattt beraatttt......penuhhhh dan panasss dan jangan harap dehh akan ada orang yg berbaik hati memberi kursi walau tentengan kita penuuuhhhh di tangan kiri kanan

Ternyata......tidak selamanya prasangka kita benar, bukann? Tidak semua orang cuek dan tidak pedulian sesama penumpang bus. Dan itu udah aku buktikan berapa kali. Seperti kemarin. Dengan semangat full, aku melompat ke P 46 yang lumayan penuh. Tas slempang aman di pundakku, tangan kanan sibuk menenteng tas kresek berisi sekotak nasi padang dan juice terong belanda, tangan kiriku menenteng tas berisi buku, majalah, kotak makanan, sekotak rempeyek dari mbak Woro dan sebotol air minum. Walllahhh.....gimana coba aku harus berpegangan biar ga jatoh di bus

Ketika bus berjalan merayap karena macet, bahuku ditepuk pelan. Deuuu...kebat-kebit neee...takut2 hipnotisss...., dengan pelan aq menoleh. Rupanya sekelompok anak muda, kira2 5 orang memberikan tempat duduk padaku. Dasar curigaan, aq ragu sebentar dan mengamati anak2 muda itu, takut2 kalo mereka itu ternyata c..o..p..e..t....tapi kayaknya nggak deeh, mereka pake ransel, bawa buku tebal dan....dari obrolan mereka ....rupanyaa..ooo....mahasiswa tookh.....hahhahaha...kirayinnnn coopp...gituu..

Dan....dengan nyaman bin damai aku duduk di dekat mereka yang masih berdiri mengelilingi kursiku, sambil nyengir dan mikir.....mungkin mreka ga tega ngeliat aku yang penuh tentengan kiri kanan, padahal klo mreka mau, mreka bisa duduk ato ngasih duduk ke mbak-mbak laen yang lagi berdiri juga dan lebih dekat sama mereka. Mungkin juga mereka kebayang mbak2 mreka pas liat aku hehe....yang jelas.....aku seneng dan sangat berterima kasih

Beneeer.....ternyata memang masih ada orang baek di dalam bus.

Sahuurr.....ngantuukkkkk

Sahur...sahur........

Pk. 2 malem, terdengar suara orang lagi goreng kerupuk. Ooo...rupanya si mbak dah asyik di dapur, manasin lauk dan nyiapin meja. Dua orang tercintaku masih aja ngorokkk.....Benny (misua tersayang) masih bergelung dibalik selimut dan bidadari kecilku tercinta dah nempel di badanku, satu kakinya mendarat mulus di perutku....

"Banguunnnnnn........, mo sahurrr gaaa?" seruku. Benny ngucek2 matanya dan langsung aq suruh ke kamar mandi duluan. Maksudnya biar aq bisa memejam mata barang smenit dua menit gituuu hehehe...

Akhirnya stelah beres, aq melongok ke meja makan, ooo...oowww... ada pindang ikan patin (hasil sms-an tanya resep dengan mama di Palembang dan dimasak oleh si mbak dan Ibu yang bantu2 di rumah siang harinya), terus jg ada sayur bayem jagung muda (deuuu...bener2 ga nyambung yaa menunya) plus krupuk keju.

Benny serta merta buka kotak nasi padang yang aq bawa dari kantor (niatnya mo dimakan malemnya sihhh tapi Benny pengen sahur dengan rendang padang, ya udahh....deeh hehe )

Baru makan sesuap, Saski nangiss....deuuu...rupanya si kecil itu kbangun dan kaget ditinggal sendiri di kamar. Yaa udaahh...setelah digendong si mbak, aq bawa aja ke meja makan. Ikut maem ikan dan krupuk. Terus minta air putih dan susu en tiduran di depan tv dan dibujuk2 biar bobo lagiii

Udah maemmm......langsung tidur lagi sampe subuh (haha...dasar pemalas!), mandi, sholat dan langsung berangkat kerjaaaaaaaaa...............

Sungguh nikmat makan sahur bersama, walau ga serame di rumah mamaku di Palembang tapi bersama misua dan si kecil juga terasa indah sekali.

Tuesday, August 28, 2007

BRAVO AGUSTUS

Alhamdulillah, Bravo Agt masih memberikan kesempatan untuk 2 cernakku :

1. Sashi : SAshi Kangen Nenek
2. Polly : Teman Dari Boneka kain

^_^







Alhamdulillah,

Tuesday, August 21, 2007

pagi semuaaaa

pagiii semuaaa....tq dah mampir ke sini yaa....:)

Saturday, August 18, 2007

Abang Mali Menyambut 17 Agustus


Kalo dah menjelang 17 Agustus, pasti jadi lahan rezeki bagi sebagian orang. Seperti abang satu ini, selama beberapa hari menjelang peringatan kemerdekaan RI, dia semangat keliling kampung dan komplek demi berkibarnya sang merah putih di depan rumah2 penduduk, terutama sebagai sumber rezekinya saat ini.
Selamat yaaa bang, semoga rezeki mengalir di setiap langkah kakimu. Amiinnn....

Thursday, August 16, 2007

Rindu Untukmu, Sayy....

Say, jangan pernah bertanya tentang isi hatiku karena kau tahu bagaimana bergeloranya pekik cinta yang telah membelengguku. Begitu pun api rindu yang selalu kusimpan hanya untukmu, seorang pejuang cinta sejati.

Say, kau tahu, bagaimana aku merindukanmu sedari pagi di saat kita berpisah menunaikan tugas masing-masing. Walau sebongkah hati ini tak ingin jauh darimu, belahan jiwaku.
Tapi pengabdian kita untuk cita-cita dan masa depan gemilang menjarakkan kita sesaat.

Tapi say, percayalah, dalam batasan jarak dan waktu, kutitipkan hati merah daduku untuk terus kau belai dengan semangat cintamu. Dan di sini, terus kurajut bendera cinta kita yang penuh peluh asa biar semakin berkibar dan abadi. Dan kelak, pada waktunya, ketika kita bertemu, mari kita kumandangkan lagu cinta dengan gegap gempita. Dan lihatlah, bendera cinta kita berkibar untuk selamanya.

Duh say, aku tak sabar menunggu sore menjelang, saat kita usai menunaikan tugas masing-masing dan bertemu di halte cinta di jalan merdeka.


Hiihihii…Ini cuma puisi seorang istri untuk suaminya, tercipta ketika si istri baru saja turun dari bus di pagi hari yang masih dingin (pk. 6,30 pagi), menuju kantornya karena kantor sang suami tercinta masih beberapa km lag jauhnya heheehee…
Sangking kangennya (nggak ngegombal ), si istri merasa kangeeeeenn terus, pengen ketemu, tapi tuntutan jam kerja nggak memungkinkan dan baru bisa ketemu pas jam kantr usai (sore hari jam 5.30) di sebuah halte bus….hihihihi…..jadi bacanya jangan serius amaaat yaaa :P

Hehehe….

Salam,
Istri yang tukang gombal 

17 Untuk Seorang Anak Baru Gede

Seorang anak perempuan baru gede belasan tahun berseragam putih putih kedodoran berlari tergopoh-gopoh masuk ke lapangan. Di kepalanya bertengger peci hitam dengan pin pancasila tersemat di sisi kanan peci hitamnya yang juga terlihat kebesaran. Dadanya membuncah ketika matanya memandang sekeliling lapangan luas. Sudah ada beberapa temannya sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

“Wi, ini tata urut pelaksanaan upacara yang akan kau baca,” ujar seorang anak laki-laki dengan rambut cepak yang sudah tampak gaya kepemimpinannya.

Si anak perempuan ABG itu menerima map yang disodorkan padanya dengan senang dan dibacanya urutan kegiatan yang akan dibacanya sebentar lagi. Setelah beberapa saat dan merasa yakin kalau dia Insya Allah akan melaksanakan tugasnya dengan baik, didekatinya tiga teman sekelasnya yang sedang berdiri di depan tiang bendera.

“Aku gugup,” bisik Elda, salah seorang temannya yang bertubuh lebih tinggi darinya.

“Tenang saja, kau pasti bisa,” si anak perempuan ABG itu memberi semangat.

Lima menit berlalu, beberapa anak yang sedari tadi sibuk berlatih, kini berkumpul saling bergenggaman tangan.

“Berdo’a semoga kita bisa melaksanakan tugas kita dengan baik,” ujar si anak laki-laki brambut cepak.

Semua khusuk berdoa dengan hati mulai berdebar kencang karena waktu sudah semakin dekat.

Yah, hari ini mereka bertugas sebagai petugas upacara peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus. Si anak perempuan baru gede itu mendapat tugas sebagai protokol / pembawa acara. Satu tugas yang dipercayakan oleh wali kelasnya yang membuatnya sangat bangga.

Si anak perempuan ABG itu berdoa tak henti-hentinya sampai waktu upacara pun tiba. Di depan pengeras suara, dia mulai mengeluarkan kalimat pertamanya.

“Tuhanku, bantu aku, semoga suaraku tidak terdengar gemetar dan hilangkan rasa gugup ini. Bismillahhhhh….” bisiknya lirih dalam do’a.

“UPACARA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN…..TANGGAL TUJUH BELAS AGUSTUS SERIBU SEMBILAN RATUS SEMBILAN PULUH…DIMULAI….”

Terdengar suara begitu lantang yang membuat hening sekelilingnya. Setelah kalimat pertama itu keluar dari bibirnya yang kecil, kalimat-kalimat berikutnya mengalir mulus.

“Alhamdulillahh….aku tidak gugup,” bisiknya pada diri sendiri. Dilihatnya map yang ada ditangannya. Hmm…sebentar lagi adalah Pembacaan UUD 1945.

Si anak perempuan itu bersiap-siap di depan pengeras suara.

“PEMBACAAN …”

Anak perempuan itu berhenti beberapa detik karena tersadar kalau pengeras suara tidak berfungsi alias mati. Otomatis suaranya tenggelam.

“Aku harus berseru lantang,” pikirnya cepat.

‘UNDANG-UNDANG DASAR 1945,” seru si anak perempuan itu dengan lantang, sangat lantang malah, cuma kalah tipis kelantangannya kalau ia di bicara di depan pengeras suara.

“Syukurlah,” lagi-lagi si anak perempuan itu bersyukur, Tuhan menganugerahi dia vocal yang keras.

Upacara pun berlangsung khusuk. Dari awal sampai akhir. Dari pengibaran sang saka merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, penghormatan pada bendera tercinta sampai menyanyikan lagu Syukur, semua terasa syahdu. Walau ada kecelakaan kecil, kerusakan di pengeras suara, semua berlangsung lancar.

“Alhamdulilllah, tugas kita berlangsung baik,” komentar anak laki-laki berambut cepak,” walau mikenya tadi rusak ya, maaf ya, Wi, tapi untung suaramu lantang juga..hehe..”

Semua tertawa. Anak perempuan itu ikut terkekeh geli. Sekarang tahulah dia kenapa dia dipilih menjadi protokol dalam setiap upacara bendera dan khusus hari ini, di hari peringatan kemerdekaan RI, yahh..karena suaranya lantang dan dia tidak pernah malu-malu mengakui kalau suaranya luar biasa kencangnya.

Setelah berhaha…hihi….anak perempuan itu pulang ke rumahnya bersama teman-temannya yang rumahnya berdekatan. Ingin dikabarinya secepat mungkin kejadian yang barusan dialaminya pada mama dan papanya yang tengah menunggunya di rumah.

“Nggak percuma kalau selama ini tukang jerit-jerit di rumah,” komentar mamanya sambil tertawa.

“Hahaha…” papanya ikut tertawa, “Sudah ini ayooo siaappp…siaapppppppp, kita nonton pawai karena chak dan temen-temen drumbandnya akan ikutan pawai.”

“Horreeeee……” si anak perempuan dan adik-adiknya bersorak gembira. Mereka akan menonton chak, panggilan untuk kakak perempuan mereka berpawai.

Kota Palembang, kota di mana anak perempuan itu lahir dan dibesarkan menjadi ramai dan dipadati dengan mobil-mobil yang diparkir di pinggir jalan. Beberapa kelompok dari berbagai sekolah tengah beratraksi di tengah-tengah jalan.

“Chak mana, pa?” tanya anak perempuan itu. Saat itu ia tengah duduk di atas atap mobil hijet sederhana warna putih metalik. Kepalanya menjulur mencari-cari chaknya.

“Sebentar lagi,” hibur papanya sambil mengusap peluhnya. Yahh….matahari masih terasa menyengat.

“Chen…pakai payung,” mamanya memanggil dari dalam mobil dan menjulurkan payung besar dari balik jendela. Mamanya tidak mau ikut naik ke atas mobil dan lebih memilih bernaung di dalam mobil walau tetap panas karena tanpa AC.

Dengan payung besar dari mamanya, semua cukup terlindung dari panas yang menyengat itu. Kedua adik laki-lakinya yang tengah memainkan kapal-kapalan dari gabus dengan telor merah menghiasinya ikut-ikutan merapatkan badannya demi bisa bernaung di bawah payung.

“Itu Chak!” seru papanya.

Tampak di tengah jalan, di bawah mereka, serombongan anak-anak drumb band berpakaian warna kuning dan hijau tengah berbaris dan memainkan musik. Chak mereka hanya memainkan seruling dan melambaikan tangan pada mereka ketika si anak perempuan itu berteriak lantang memanggil Chak mereka.

Setelah rombongan Chak mereka berlalu, giliran mobil-mobil, becak, sepeda motor yang dihiasi dengan kertas warna-warni. Para penumpang di dalamnya melambai-laimbaikan tangan pada penonton. Si anak perempuan itu ikut melambaikan tangannya dengan gembira.

“Kita pulang yuk, acaranya hampir selesai, katanya sore mau lihat bidar?” ajak papanya, “apa lagi sekarang kita mesti jemput Chak dulu.”

Anak perempuan itu dan adik-adiknya mengangguk. Dia menatap senang pada papanya. Wah…papa akan mengajak nonton bidar juga? Bidar itu pertunjukan perahu-perahu yang juga telah dihiasi bendera merah putih dan berlomba menyusuri sungai Musi. Orang-orang bisa nonton di tepi sungai atau dari atas jembatan ampera yang membelah di atas sungai Musi.

“Papa, kenapa tujuh belas Agustus tidak tiap hari ya?” tanya adik laki-lakinya yang masih kecil, tujuh tahun umurnya.

“Karena tanggal 17 Agustus kan cuma satu hari,” anak perempuan itu yang menjawab sambil mencubit pipi adiknya yang lucu.

“Kenapa mesti tanggal 17 Agustus,” tanya adiknya lagi.

“Karena pada tanggal 17 Agustus 1945, Negara kita, Indonesia, merdeka,” papanya yang menjelaskan. Setelah itu meluncurlah kisah papanya tentang perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.

Si anak kecil termenung. Betapa bahagianya ia hidup di zaman telah merdeka. Dia bisa sekolah, bisa menjadi petugas upacara, bisa menonton pawai bersama papa, mama dan adik-adiknya, bisa menonton Chaknya bermain seruling dalam pakaian kuning hijaunya dari atas mobil Hijet sederhana papanya, bisa nonton bidar dari atas jembatan Ampera dan bisa melihat bendera merah putih berkibar di udara tanpa rasa takut.

“Papa untung kita merdeka ya,” ujar si anak perempuan itu.

“Alhamdulillah, kita mesti bersyukur pada Allah dan selalu mengingat jasa para pahlawan. Jangan lupakan itu dan jadilah anak bangsa yang pandai berterima kasih,” sekali ini sang papa berkata tegas.

Anak kecil itu mengangguk. Selalu mengangguk setiap ingat ucapan dan nasihat papanya. Sampai kini. Walau si anak kecil itu sudah dewasa, memiliki generasi baru yang kelak akan ia nasihati seperti papanya dulu menasihatinya, walau kini sang papa telah tiada, namun nasihat sang papa tentang syukur pada Allah karena terlahir dalam Negara merdeka dan menjadi anak bangsa yang pandai berterima kasih akan selalu diingatnya. Ingatan yang akan terus dikenang seperti kenangan ketika ia memakai baju putih-putih kedodoran dan menjadi protokol dalam upacara bendera, kenangan bersama papanya menonton pawai dari atas mobil, kenangan menonton bidar dari atas jembatan Ampera dan kenangan-kenangan indah lainnya.

Dan…tahukah kalian, siapa anak perempuan kecil bersuara lantang itu. Yahh anak kecil itu adalah aku.

“Tuhan…terima kasih untuk kemerdekaan yang telah kau limpahkan pada kami, bangsa Indonesia. Semoga kami selalu menjadi bangsa yang bersyukur dan tahu bagaimana mengisi kemerdekaan ini sebagai rasa terima kasih yang tak akan terbalas untuk para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan.

Selamat hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI.
17 Agustus 1945
17 Agustus 2007

Wednesday, August 15, 2007

Oleh2 dari Banjarmasin






Ini Ole2 gw waktu ke Banjarmasin bebrapa hari yg lalu. Walau cuma sebentar gw sempet naik angkot keliling kota banjarmasin, banjarbaru dan martapura, naik klotok ke pulang kembang, belanja lampit dan gelang di martapura, maem sate yang uenaaak di depan martapura, maem di swarga, belanja udang dan ikang saluang di pasar banjar. Wahhhh...seruuuu.......
duhh kapan2 ke sana lagi aaahhhh :)

Friday, July 20, 2007

BRAVO JULI DAH TERBITTTTT






Seperti salam redaski Bravo, tema Bravo bulan ini adalah tentang Detektif dan Misteri.
Woooowwwww.....pantes aja dari awal sampai akhir, semua nya serba misteri, detektif dan teka-teki sampe bajak laut juga harta karun

Ada Klub Lima yang selalu serba misteri / detektif dari Vanda YuliantiAda artikel mba Uti tentang Detektif Sejarah juga jelajah budaya nya tentang Bajak LautAda Cerita Detektifnya Iwok yang berjudul Misteri Pencopet di Pasar Malam

juga ada cerita anakku, Sashi : Ketika Hujan Turun, yang penuh teka-teki :)

OYa selain itu ada juga cernakku, Polly : Polly di Kota Permen.

Adik-adikk.....ayoooo buruan beli Majalah Bravo! nya yaaa..jangan sampai kehabisaann....

Thursday, July 19, 2007

DARI HUT ESKA I




Akhirnya tgl 15 Juli pun dateng. Pagi2, gw, Benny, si kecil plus mbaknya Saski n tetangga kecil, meluncur ke Aphrodite, Klub Rasuna.
Sesuai dengna imel dari Mba Icha, sang ketua Panitia yang baik, klo para panitia harus hadir pk. 07.30.
Oallahhh....gimana dunk dengan gw yang rumahnya jauuuuuhhhhh.........;)
oke..oke..bangun subuh2, siyap2, plus ngurusin keperluan si kecil dibantu si mbak, akhirnya smua beres.
Pk. 07.30 dah di Aphrodite.
Pas nyampe, langsung kebelet, cari2 toilet dehh...hehe..emang enak nahan2 sampe sakit perrruut..
Oowww....sudah ada dua cewek lagi mematut2 di depan kaca. Dyah dan sapa yaaa? blon kenal siihh.....hehe....
tapi kayanya gw pernah liyat deh si jilbaber satu ini di multiplynya.
Dengan pede dan sok yakin, gw langsung nyapa :

"Ehm....Dedew yaaaa?"
"Sapa ya?" dedew bingung.
gw cengenges cengenges...
hihihihi........iyalah dedew mah mana kenal ma gw, gw kan bukan selebritis...:D

"Ichen...dew," gw ketawa.
"OHhh....Ichennnn.." seru Dedew seketika

Dan
berpelukannnnnn..........."

gw dan Dedew asli ngobrol kesana kemari plus foto2..heehhehe seruuu....deee Ibu satu ini...

Akhirnya acara pun berlangsung.
Pokoknya rugiiii deee yang ga dateng.
Ada peluncuran 4 buku Sekolah kehidupan, dan dua diantranya : BUKU LUKISAN KEHIDUPAN dan BUKU KISAH NYATA KEHIDUPAN, memuat tiga tulisanku.

Sungguh menyenangkan sekali, walo ga dapet grand prize kaya mbak Woro yang dapet Henpon dan Indar yang dapet kamera Digital juga yang terheboh si Dani yang dapet leptop, tapi gw dapet temen baru, buku2, souvenir dan keluarga baru.


Hmm...kapan ya ada kopdar lagi?

Wednesday, July 04, 2007

RIA PENULIS CILIK (PENERBIT MIZAN)



Saliha diajak ayah berkunjung ke rumah om Fahri, teman Ayah. Di sana, Saliha berkenalan dengan Ria, anak Om Fahri, yang tuna rungu.
Apa sih tuna rungu itu ?

Yuk....baca Pictorial book pertamaku berjudul : Ria Penulis Cilik,

Adik-adik, ayooo bilang pada bunda, ayah, kakak, tante dan teman-teman, beli buku tante Ichen yaaa....


Ada yang pernah main ke Pulau Biru nggak ya? Mmm...pasti belom

Tapi Peni dan Yuyu pernah. Katanya, di sana ternyata juga ada air mancurnya.

Wahhh...penasaran kan? Intip yuk dongengku, judul : PULAU BIRU di Mombi SD Vol. 27 Edisi Olahraga

Wednesday, June 20, 2007

3 ceritaku di Majalah Bravo Juni



ada 3 cerita anakk di majalah anak Bravo!

1. SASHI : KETIKA IBU TAK DI RUMAH

2. MISTERI KASET YANG HILANG

3. POLLY : POLLY DAN BETSY BERTUKAR TEMPAT

Wednesday, June 13, 2007

ketemuan teman Eska dan tukar Jeans Lois


Minggu kemarin, dapet undangan dari Pak Kepsek Sekolah Kehidupan untuk bertemu di Restoran Aprodite, klub Rasuna Said. Yah udah....pagi2...aq dan Benny ke sana. Koq masih sepi ya? Upss..ternyata sudah ada Pak Teha dan Mbak Ammy (yang dateng dari Bandung) dan mbak Dyah. Karena baru pertama kali kopdar sama mereka, wuiihh..aq antusias bangetz deh..kenalan. Stelah ngobrol2, gak lama teman2 yg lain berdatangan, ada Indar, Suhadi, mbak Icha, dan Syasya.

Akhirnya Pak Kepsek yang ditunggu-tunggu dateng. Setelah itu teman2 yang lain pun berdatangan (Achi, Epri, dan Aji). Pertemuan ini adalah persiapan utuk menyambut kopdar tanggal 15 Juli nanti.

Nah...setelah acara diskusi kcil2an selesai (jam 1.30), aq dan Benny pun pulang, naek busway ke blok m. Memang dah direncanain siih, karena aq mau nuker jeans lois (hadiah dari menang cerpen cerkit-lois) di pasaraya grande. Jeans ini dah lama tersimpan rapi di lemariku, karena memang ga bisa dipakai. Hehehe...salah aq sendiri sih sebenarnya. Padahal ketika mbak Mun (orang Lois) telp aq, mbaknya sudah ngasih pilihan ke aq untuk dateng aja sendiri ke Grande, biar bisa milih jeans yang dimaui. Tapi aq kan males banget ke arah blok M, ya udah dengan Pede aq blang, "kirimin aja deeh mbak, size ku 27"
En...setelah kiriman lois dateng ke rumahku, astagaaaa.....koq sempit bangetz siihh...mikir2 nee..apa aq dah ndut yaaa? tapi koq jeans2 merk lain, aq masih pake no. 27. mmm....mungkin lois beda kali yaa? hehehe...

Untung dee bisa dituker. Setelah ngepas2, aq ambil no. 29 (hihi...beda 2 nomor gitu looo). Naahh...sekarang loisnya blon dipake....baru difoto sebagai kenangan :P

Tuesday, June 12, 2007

Akhirnya Pak Atmo Minta Aku Sampaikan

hmm...ini .gara2 baca pertanyaan2 di milis cerita kita, tentang bagaimana sih nasib majalah cerita kita sekarang, kapan terbitnya, gimana juga khabar lomba cerpen lois yang dulu pernah diadakan oleh cerkit?

Akhirnya aku mencoba menghubungi Pak Atmo (editor n bossnya cerkit). Setelah SMS an, Pak Atmo pun minta aku untuk mengabari kepada teman2 di milis gimana dan apa yang terjadi di cerkit. Ya udah..pagi ini dah aku post ke milis apa yang Pak Atmo sampaikan ke aku.

Sebenarnya....aku pun penuh tanda tanya kapan ya cerkit muncul lagi? Bulan kemarin, Pak Atmo bilang kalau cerkit akan terbit akhir bulan ini. Tapi ternyata sampai sekarang pun Pak Atmo masih super sibuk, mondar mandir Ina - Newyork.

Klo ttg lomba cerpen cerkit-Lois, aku udah tau pemenangnya sekitar dua bulan yang lalu. Pak Atmo sendiri yang menghubungi aku kalau aku menang tapi ga tau dapet nomor berapa. Baru setelah mbak Mun (orang cerkit) nelp aku untuk minta no.rek, aq dikasih bocoran kalo aku menjadi pemenang 3. (pemenang 1 nya : Mia Arsyad, 2 : Anrika Permata Sari). Makasih banget ya Pak Atmo dan mbak Mun.

Tapi selebihnya aku ga ngabari ke milis ttg pemenagnya, karena belum ada perintah dari Pak Atmo. Apa lagi dulu Pak Atmo pernah ngasih harapan kepada para peserta ttg cerpen2 yang akan dikumcerin jadi buku. (sueer...aq pun ga tau ttg khabar itu).

Rasanya sayang aja kalo cerkit ga jadi jadi terbit. Karena aq udah terlanjur sayang pada majalahnya.

Tuesday, May 15, 2007

LAGI-LAGI DI BRAVO! BARU...

Lagi asyik ngetik, ada kiriman buatku.
Oh...ternyata Bravo! vol.1/no.4/Mei 2007 dah terbit.

Buka2...lho....ada tiga cerpen / dongengku lagi ;)
aq gak tau loh...klo judul : Tiga Kotak Pilihan masuk di edisi ini. Soalnya ga dikasih tau sih ;)

oiya baca ya corat coretku yang berjudul :

1. Sashi Belajar Terbang
2. Tiga Kotak Pilihan
3. Polly dan Mantera Sihir

Oiya di edisi ini, mba Uti yang biasa berdongeng ria, di jelajah budayanya berupa artikel. Bagus deh mbak Uti...

Satu Jumat bersama Elex Media

Seneng bangetz dee dapet undangan dari mbak Yulia Suzanna, editor Elex Media untuk ikutan Pelatihan Mendesain dan Mengembangkan Naskah.

Wiiih…..semangat donkk…buru2 telp mbak Yulia, mauuu bangetz, mbakk…” hehe…dan jadilah aq udah duduk manis jam 9 di unit III lantai 5 gd. Kompas gramedia. Sebelumnya sempet celingak celinguk di bwah nyari Indar yang janjian ma aku.

Deuu…..serruuu dehhh….bisa kenalan dan bertemu langsung sama mbak Yulia (sebelumnya aq Cuma imel2an aja sama mbak yang baik dan keibuan bangetz ini) dan teman lain (yang rata2 penulis buku parental).

Wiih…kiat2 dan ilmu yang diajarkan oleh Bp. Alusius Arisubagiyo, wk. Manager Eksekutif PT. ELEX Media ini benar2 berguna banget apa lagi untuk aku yang sering mengalami kebuntuan dalam mengembangkan naskah.

Menurut Pak Ari, tahapan mendesain buku, al :

1. Mencari dan menentukan ide dasar buku (tema, target pembaca, janji produk).
2. survey pasar
3. mindmapping ide
4. membangun keunggulan dan perbedaan (desain, tema, proses, fungsional dan fasilitas)
5. Merencanakan marketing

Gitu deeh…salah satu yang aku inget. Ilmu lainnya masih banyaak lagi…hehe….Setelah itu kita banyak latihan yang penuh ketawa2 sangking lucu n seru.

Ehh…jam udah hampir jam 4 sore, pelajaran usai dan kita pun pulang. Oya, tak lupa, aq dan Indar nanyain ke mbak Yulia ttg nasib naskah yang baru qta krm ke mbaknya.

Yang jelas, pengalaman hari Jumat kemarin benar2 berharga.

Monday, May 07, 2007

Belajar Nulis cerita Anak dengan mbak Renny Y dan mbak Vanda P

Sabtu kemarin, 5 Mei 07,

bersama Ettick n Azizah, aq ke istora gelora bung karno. Semangat bangetz...Tentu aja, karena kami akan mengikuti pelatihan menulis cerita anak dan operet bersama mbak Renny Yaniar dan mbak Vanda Parengkuan.

Jam 1 siang, kita dah menunggu dengan duduk manis sambil ngerumpi dan kenalan dengan teman2 baru di sana. Agak molor 1/2 jam deehh....tapi tetep senengk....

Untunglah ga lama, masuk deh...mbak kita berbaju merah yang cantik, ramah en sangat komunikatif (mbak Renny) dan mbak yang imut, low profile juga ramah (mbak Vanda Parengkuan) siap utnuk berbagi ilmu menulis cerita anak dan operet.

Seneng...banget deh....selain dapat ilmu menulis cerita anak, yang terpenting bisa ketemu mbak Renny Yaniar (pemimpin redaksi majalah Mombi) dan mbak Vanda Parengkuan (redaktur fiksi Majalah Bobo).

Tanya jawab berlangsung seru. Jadwal latihan menulis akhirnya ga ada karena waktu dah habis karena peserta gak puas2 untuk bertanya. Aq dan temen2ku cuma ketawa2 aja melihat peserta lain yang nanyanya banyak banget, padahal moderatornya (mb Melvi) udah ngebatasin 1 orang 1 pertanyaan, hihihi....

Pas acara udahan, kita2 minta tanda tangan mbak Renny dan mbak Vanda. Mbak Renny pun menorehkan tanda tangannya ke buku serial puterinya yang dibagi2in sama kita. Thx ya mbak Renny dan mbak Vanda....

Bener2 ga nyesel dah ikutan pelatihan, dapet buku, dapet sertifikat, dapet ilmu dan ketemu sama penulis cerita anak yang ngetop. Kapan2 ikutan lagi aahhh....

untuk mbak Renny dan mbak Vanda, thx bangetz yaaa.....

Friday, April 20, 2007

3 ceritaku di Bravo! baru

Asyik....majalah Bravo! dateng neh.....senengnya....karena aku dah penasaran pengen baca cerita2ku plus ilustrasinya.

teman2 tercinta, beli donk bravo! nya, terus baca ceritaku yaa.....
ada tiga loh..
1. Sashi Masuk Sekolah
2. Ramalan Untuk Polly
3. Lukisan Untuk Raja

plis...koreksiannya yaa....

oiya...cerita2ku bisa dibaca di www.ceritaanakuntuksaski.com

Thursday, April 05, 2007

pengumuman komedi cinta BF terpilih

Duh...senenk n ga nyangka deh....
salah satu judul di bawah ini punyaku n misua, wah..satu buku nih, chayank...;)

Rekan-rekan,

Tim Penyusun Buku Komedi Cinta Blogfam yang terdiri dari saya, Iwok dan Mas Ang Tek Khun, setelah melalui masa penilaian dengan perdebatan yang alot dan panjang, tanggal 16 Maret 2007 hingga kemarin siang, akhirnya sampai pada sebuah keputusan dan kesepakatan.

Dibawah ini 15 karya cerpen terpilih yang akan kami dibukukan (dari 34 karya yang masuk) dalam Buku Kompilasi Kisah Komedi Cinta Blogfam bekerjasama dengan Penerbit Gradien antara lain sebagai berikut:

1. Love The Way You Love Me
2. Ketika si Cupu Datang
3. Audisi Cinta
4. Simple!
5. AADJ – Ati-Ati Di Jalan
6. Lamaran Cinta
7. Sakit Gigi Vs Sakit Hati
8. Pensil Alis Danish
9. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
10. Sudah Sial, Salah Sangka, Siapa Suruh?
11. Makan Tuh Cinta!
12. Kenalan
13. Emilli – Maudi O. Melli – Surati
14. Pengantin Kecil
15. Kisah si Boejang Lapoek

Selamat untuk seluruh karya cerpen yang sudah terpilih!

Terus terang, bagi kami bertiga, adalah cukup sulit memilih karya-karya pilihan yang akan ditampilkan dalam buku Komedi Cinta Blogfam-Gradien ini. Dari 34 karya yang masuk sampai akhir batas waktu pengumpulan (sempat membuat kami, tim penyusun jadi terkaget-kaget karena besarnya animo peserta yang ikut dalam ajang ini), hampir semuanya bagus-bagus dan lucu. Secara keseluruhan karya yang masuk ke dalam “meja penilaian kami” punya potensi besar.

Beberapa cerpen yang menonjol sempat membuat saya tertawa ngakak sendiri sampai-sampai istri saya di rumah sempat mengira suaminya yang ganteng ini kerasukan jin Tomang karena melihat perut saya yang montok ikut berguncang-guncang (Untung saja saya tidak sampai disiram air kembang tujuh rupa!.. hehehe). Ada pula cerpen yang bikin saya mesam-mesem dan senyam-senyum didepan monitor laptop seperti gaya Tukul “Reynaldi” Arwana yang baru saja dapat ciuman pipi special dari bintang tamunya yang cantik dalam acara Empat Mata Trans 7.

Sayang sekali ada 19 karya lainnya “belum beruntung” terpilih dalam momen ini dan tidak masuk dalam standar kriteria penilaian kami. Beberapa kisah yang tak terpilih menampilkan humor yang “garing” dan terkesan dipaksakan untuk lucu. Ada pula yang menyajikan kisah dengan konflik yang “datar” dan kurang “menghentak” sementara ada pula karya yang masuk menampilkan narasi ala cerpen “non komedi” dengan unsur
kelucuan (dan ini menjadi point penilaian utama kami) yang sangat minim.

Tapi mohon bagi rekan-rekan yang belum beruntung kali ini, jangan kecewa. Jadikan even ini sebagai cambuk untuk melecut anda untuk lebih berprestasi menghasilkan karya terbaik di kemudian hari. Anda semua, baik yang terpilih maupun tidak, adalah pemenang.

Terimakasih atas partisipasi dan dukungan anda semua. Terimakasih pula kepada Mas Khun dengan tim dari Gradien Book yang telah memberikan kesempatan kembali bagi kami semua, warga blogfam untuk beraktualisasi, berkolaborasi menghasilkan karya nyata dari interaksi di dunia maya.

Semoga saja kerjasama konstruktif yang terjalin baik ini bisa terus dibina dan ditingkatkan.

Selamat untuk semuanya dan Maju terus blogfam!!

Cikarang, 1 April 2007 Pkl.00.39 dinihari

salam,
Amril Taufiq Gobel
--salah satu tim penyusun

Alhamdulillah....temenku nikah..

Pagi2 pas lagi nginet, temen di kantorku yang duduknya pas disebelahku ngasih undangan, "nih...ada titipan" pas kubaca....hah???? dia mau nikah??? koq ga bilang2 sih.....

masalahnya, temenku itu "pedekatean" sama temenku satu ruangan juga (yang duduk tepat di depanya). Selama ini, setelah bertahun2 kita dibingungkan dengan gaya pacaran mereka. Diem2, gak ngaku, en pura2 gak pacaran....

smpai pagi ini......

Alhamdulillah.....aq ikut berbahagia ya mbak Woro...

Selamat yaa...semoga mbak Woro dan Mas Andri dikarunia anak2 yang solehah

Wednesday, April 04, 2007

Duh...senengnya.......masuk eds.khusus ESKA

Hari senin pagi, Indar SMS kalo 2 tulisanku masuk edisi khusus ESKA.
Huaaa...yang bener? beneran, aq gak nyangka! Pengen cepet2 liat tapi ga bisa nginet.
Duh....gitulah klo lagi sakit demam n flu beratz!

Akhirnya.........bela2in kemarin ke warnet....
wah.....Alhamdulillah....dua tulisanku emang termasuk dalam 20 judul yang akan dibukukan dalam Edisi Khusus ESKA.

Senenggggg bangetz deh.
Terima kasih ya Pak Sinang Bulawan, Bapak telah membuat rasa percaya diriku untuk menulis semakin menggebu.

Wednesday, March 28, 2007

MAJALAH BRAVO BARU

Akhirnya setelah menunggu, dateng deh….majalah bravo! ke tanganku…hehe…
wuih….seneng lagi, 2 cerita anakku nangkring di bravo eds. Ii, Maret/07.


serial sashi : sashi di rumah yang baru
dan polly si boneka kayu

ilustrasinya bagus2 lagi, wih…..
thx lagi untuk mbak Mila (red. bravo, btw…koq skarang dah lagi jd editor bravo! mbak? jg thx untuk mb. indri).

teman2, baca ya ceritanya di
www.ceritaanakuntuksaski.blogspot.com

Tuesday, March 27, 2007

mendadak di mall ambasador

Ceritanya pagi2 aq SMS Indar ttg proyek yg akan kami kerjakan.
Ehh....nyambung deh jadi rencana ketemuan. bingung juga sih nyari tempat yang pas buat kita, biar sama2 ga kejauhan gitu...
akhirnya diputuskanlah mall ambasador jadi tempat ketemuan hehehe...
Karena hari Minggu nih, aq jadi pergi bareng suam n anak dengan semangat kalleee....
Sampai di ambasador jam 11.30, si ibu yg ditunggu2 blom dateng.
khan laper? makan dulu deh......sambil nunggu si ibu Indar...

Akhirnya si ibu SMS dah di trimed, katanya : "cari deh ibu yang paling manis berkaos n batik coklat"
ehm..2..plirak plirik deh mata....
ooww....itu dia kayanya yg lagi bdri di depan rak buku...

Benar! cupika cupiki...blaa..blaa....kita ngomong buanyak deh..... sampe akhirnya pindah ke dunkin sambil ngobrolin proyek kita....
tapi banyakan curhat deh kayanya, hihihi.....
Asyik dech ngobrol sama Indar.....sayang waktu dah sore n kita harus pulang...
yg jelas seneng...banget loh In, bisa ktemu dengan kamu!

Salam dari SAski untuk tante Indar.
Salam dariku yaa...untuk Ais n keluargamu....

Monday, March 26, 2007

SHARING DONK.....

Moms...

tolong donk.....berbagi pengalaman yang dirasakan ketika hamil ;)
Misalnya tentang :
1. Morning Sickness.
2. Nyeri Panggul
3, Rambut Rontok
4. Anemia
5. Sakit gigi
6. Batuk dan Flu
7. Pendarahan
8. Keputihan
9. SEmbelit
10. Pembengkakan pada Kaki/Varises
11. Cemas Berlebihan
12. Nafsu makan berkurang
13. keracunan Kehamilan

dan bagaimana moms mengatasinya.
Aku tunggu yaaa....
ceritain aja di : candy_hepi@yahoo.com

Friday, March 23, 2007

HORREE....CERITAKU DI MOMBI SD

Horreeeee....aq bersorak gembira.....hehehe...
itulah expresiku pas ngeliat cerita anakku masuk di Mombi SD Vol 24/ Maret 2007

gimana gak kaget coba!
Ceritanya kan sambil nunggu shuttle busku jalan, aq menyempatkan diri ke Gunung Agung, Citralen. Rencananya mau beli Majalah Bravo! (aku melihat berita terbit bulan depan di majalah Bravo! edisi Februari, ada ceritaku muncul lho...;)).
Ternyata Bravo! nya belum masuk tuh di GA. Eehh...mataku menangkap majalah MOMBI baru, edisi Pendongeng Dunia. Ya jadi mau beli deh...pas bolak-balik isi majalah, Haaahh...ceritaku, judul : KADO UNTUK LABI, ada di majalah!

Sungguh aq gak tahu loh......, kupikir ga masuk di edisi ini....
Whoaaah....jadi senengnya bangetz..bangetz deh....hehehe....

thx..yaaa..mbak Renny Yaniar (pemimpin Redaksi MOMBI) n Pak guru, kang Benny Rhamdani untuk ilmu2nya ;)

Baca ya ceritaku :

di www.ceritaanakuntuksaski.blogspot.com

kasih koment yaa....

Wednesday, March 21, 2007

Komentar dari sang Guru

Senenknyaaaa.......pas buka ruang GK ada postingan dari kang Benny Rhamdani tentang cerita anakku yang masuk di MOMBI.
Aduh....ichen jadi tambah semangat deh, pak guru ;)
sekali lagi, thx bangetz yaa...

ini komennya sang guru yang baeekk....:

salah satu siswa kelas pictorial book yang saya buka di GK, yg cukup menonjol adalah Dewi Ichen. Kary-karyanya menurut saya unik dan enak dibaca. Nggak heran kalo saya selalu meloloskan karyanya di setiap momen seleksi naskah. Hari ini saya membaca satu karya Ichen dimuat di Majalh MOMBI. Duh, indah dan bagus sekali. Kisah tentang persahabatan tikus perajut dan kunang-kunang. Saya yakin banyak yg akan suka cerita Ichen tersebut.
Ayo buat yang lainnya, jangan ngumpet ya. Tembus media sebnayk-banyaknya. Banyak potensi teman-teman lho yangsiap meroket di dunia penulisan fiksi anak. Buat Ichen ... selamat ya ....

Tuesday, March 20, 2007

Selasa Yang Sepi

Rumah yg biasanya rame krn ada kakak, kponakan n sohibku, skarang sepi lagi.
Yaa....mereka dah pulang ke Palembang lagi Senin pagi. Saski ikut nganter ayah n bundanya ke bandara. Uggh...Saski jadi kangen yaa ma kak Audi?
Malem kemaren aja Saski maunya nonton vcdnya kak Audi, terus inget kak Audi lagi, hikss..
tenang ya sayang, kalo bunda n yayah ada libur, kita ke Palembang, ngunjungi oma, oma lagi, opa, mami, kak Audi,papi, abi, manda, mimi, en...tante2 smuaaa yaaa...

aggh...jadi kangen bangetz nech.......

Friday, March 16, 2007

cerita anak di mombi

Senenkk....lagi....

cerita anakku, judul : Cahaya Terang Untuk Bibi Titi masuk di MOMBI eds. 14 Maret 07, hmm......ilustrasinya baguz deh.
Thx untuk mbak Renny Yaniar (pem.red), n thx tuk kang Benny Rhamdani atas sarannya untuk anak2 GK. BF yaa..
Thx....bangtz!

Silahkan baca ceritanya di : www.ceritaanakuntuksaski.blogspot.com

serunya di dufan n gelanggang samudra

Assyiiikk...
seru banget rasanya bisa menghabiskan satu pagi sampai sore di ancol bareng keluarga n sohib.
itu yg terjadi pas hari minggu kemarin.
bareng suami, saski sayang, kakak , ponakan, adek g n sohib gw, jadilah kita fun di sana.
yang seneng, saski n ponakan (Audi) salaman ma badut, dadah-dadahan di istana boneka n beli balon2 lucu.... (thx ya bi, dah beliin saski n Audi balon pooh n tom&jerry nya)
Aq sih ga ngelewatin acara main arung jeramnya, hehe..hebooooh...sangking takut basah!
Yang lucu sih, sohibku Ita, dipaksa naek halilintar sama niagara gara oleh Benny (misua) n Dika (adek) ku yang bandel2 itu ;P
hihihi.....sampe mual n pucat tuh mukanya, hahahaha...Itha..Itha....(abis cuma doi sich yg belon pernah ngerasain dari duluuuuuuu2 juga ;D)
Aku n kakak (chak Maya) ga' berenti2 ketawa ngeliat muka Itha yang jadi luttttuuu....deh....

ntar ke dufan lagi yaaa.....

Thursday, March 01, 2007

Boneka Gede Dari Abi

Semalam, Saski dapet bingkisan gede dari Abi nya (adek bundanya Saski/ gw neh maksudnya hehe)... isinya....ternyata boneka gaul yang gedeeeeee sekaliiiiiiii......bayangin aja neh...tingginya lebih dari 160 cm, (hehe...gw aja kalah tinggi, abiz gw mungil en maniez sih...hallah!!! ^-^)
tentuuuu aja mulanya Saski agak takut...mungkin dipikirnya....ihh...siapa tuh..gede n ndut bangetz !!!
Tapi lama2 Saski jadi sukkaaaaaa bangetz, tuh boneka dimaenin terusz dan harus digendong sama pengasuhnya Saski bila Saski lagi digendong. Dia manggil boneka itu "tatak antek" artinya kakak cantik hehhe (Saski udah 15 bulan sekarang)

Haha...kacian juga sama "ibu" yang ngasuh Saski, Saski digendong tangan kanan, boneka tangan kiri...
Aduh..anakkku chayang, masih kecil udah pinter ngerjain orang deh kamu ;)
Nasib boneka itu hari ini masih baek2 aja koq, ga mengalami patah tangan seperti maenan2 Saski yang laen.
Duh....SAski emang senengk banget lemparin maenan kalau dia udah bosen.
Tapi boneka gede dari Abi masih selamat koq hehheehehe...
paling juga dijadiin kuda2 an oleh Saski.

Duh...Saski emang lagi bandel2nya tapi lutcuuuu.....deh...
Setiap aq pulang kantor selalu minta gendong terus ngajak aq maen, memeluk aq dari belakang dan nyium2 aq....

Saskiku emangk....lagi lutcu2 nyaa......

Tuesday, February 27, 2007

MAAFKAN BUNDA SAYANG


Saski Chayank...

Maafin bunda yaa....bila harus sering ninggalin Saski di rumah cuma sama pengasuh2 Saski saja... bunda nggak tega sebenarnya, sayang.....
tapi kan bunda harus kerja. Saski tahu nggak, ntar kalau Saski udah gede, Saski pasti ngerti kenapa bunda harus kerja. Bukan karena yayah nggak cukup memberikan maem, baju2 cantik, jalan2 untuk Saski n bunda. Bukan....! Tapi bunda yakin, Saski pasti ngerti yaa...

Bunda sayaaaangg....sekali pada Saski. Saski adalah bidadari bunda yang paling cantik, baik, solehah dan pinter. Tiap kali bunda jauh dari Saski, bunda kangeeeeennnn terus aja, ingeeett...terus sama SAski yang lucu, yang udah bawel, n paling manja.

Tapi Saski jangan suka ngambek donk kalau malem, bunda suka sedih sekali kalau Saski nangis. Bunda takut SAski kenapa2.

Yuk kita berdo'a pada Allah ya sayang.
Ya Allah, berikanlah kebahagiaan untuk Saski, bunda dan yayah.
Semoga Saski selalu bersama bunda dan yayah.
Berikanlah rezeki yang banyak untuk bunda dan yayah, kesehatan lahir dan bathin, umur yang panjang dan bermanfaat, biar kelak, Saski bisa sekolah di tempat yang bagus dan melakukan banyak hal2 indah bersama bunda dan yayah.
Amin.....

Bunda jadi kangen SAski deh....
Cup...cup....

bunda

Friday, February 23, 2007

Alhamdulillah


Senenk deh...
Cerpen anakkku berjudul ; SAYAP SASHI masuk di majalah bravo! edisi perdana (thx yaa...mb Mila Rachmawati, red.)
Pas aku baca, wuih...nggak percaya. Jadi keren bo'!
Apa lagi ilustrasinya lucu en keren....
Ah...Saski, anakku chayank, ketika bunda bikin cerita pendek itu, bunda terinspirasi dari kelucuanmu, chayank.... Makanya nama peri yang mungil dan lucu itu adalah SASHI, panggilan bunda untukmu kan?
Nanti kalau Saski udah bisa baca, Smua cerita bunda adalah untukmu.

Silahkan baca : SAYAP SASHI di www.ceritaanakuntuksaski.blogspot.com

Monday, February 19, 2007

KIAMAT SUDAH DEKAT

I.
Selamat pagi, Tuhan…
Hamba datang menghadap dengan setumpuk laporan
Tentang arti pertanggungjawaban yang hamba emban
Untuk setiap kewajiban dari kursi kekuasaan

Ada dua hal yang akan hamba tuturkan
Mungkin ada tentang kesedihan
Tapi tenang, Tuhan….
Masih ada satu hal menyenangkan
UntukMu berkenan

Ah….hamba tak sabar untuk menyampakannya
Tentang negeri yang katanya kaya akan rempah-rempahnya
Yang katanya orang bule terkenal akan keramah-tamahannya
Yang katanya nenek moyang sangat berlimpah hasil buminya
Yang katanya wisatawan sungguh elok alamnya
Ah…Engkau pun tersenyum mendengarnya

Tapi susah bibir ini bila harus mulai menyebut
Tentang negeri yang sedang carut-marut
Yang musibah terus datang membuat hati menciut
Yang bencana tsunami dan banjir bandang membuat kalut
Dan Kini wabah semakin membuat hati kian takut

Tolong terima laporan hamba ini, Tuhan,
Dengan catatan “mohon petunjuk” dan akan hamba dilaksanakan
Tolong disposisikan apa yang akan hamba teruskan pada bawahan
Dan maaf, bila Engkau pun berkenan…
Ini ada titipan satu tanya dari rakyat untuk disampaikan
Dosa apa yang mereka lakukan hingga membuatMU seolah tak berkenan?


II.
SMS dari Tuhan :
Telah hilang negeri yang penuh keindahan
Setelah Negeri gundul tanpa berhutan
Telah hilang wajah penduduk negeri yang sarat keramahtamahan
Setelah seolah menjadi trend setiap bentuk kejahatan
Telah hilang kekayaan negeri yang berlimpah tak terlukiskan
Setelah semua isi dan perut bumi dirampok tak terpuaskan
Lalu kenapa bertanya tentang semua bencana yang katanya tak tertahankan?
Dan dosa apa yang telah dilakukan?
Ah…rupanya manusia tidak memiliki kamus lengkap yang arti dosa pun terjelaskan

III.
Tips dari Tuhan :
Isilah sisa harimu dengan bertobat
Bukan terus berbuat dosa dan maksiat
Semoga kau pun tak akan kualat
Karena ingat…
Kiamat sudah semakin dekat!

Tuesday, January 30, 2007

Putus Asa....Nggak Lah yaa!!!

oleh : DEWI CENDIKA ZR

Ada seorang sahabat yang darinya aku belajar tentang ketabahan dan kesabaran. Namanya Ita, dia teman sekelasku ketika di SMA dulu. Pesahabatan kami tetap terjalin sampai kami selesai SMU. Ketika kami meneruskan di bangku kuliah, kami tetap sering bertemu karena letak rumah kami yang memang tidak berjauhan.. Ita diterima di Akademi Gizi dan aku menjadi mahasiswi di Fakultas Hukum di Universitas Negeri di kota kami. Tentu saja disiplin ilmu yang berbeda, tapi itu tidak menjadi penghalang kami untuk terus belajar bersama, mencari buku bersama di perpustakaan dan mendiskusikannya di rumah.

Karena masa pendidikan di Akademi Gizi hanya tiga tahun, Ita lebih dahulu diwisuda dan mencari pekerjaan yang diimpikannya. Ketika itu aku sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk skripsiku. Aku turut mencari informasi lowongan kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Sampai akhirnya dia diterima menjadi tenaga honor di puskesmas di satu kabupaten. Kehilangan? Tentu saja, tapi rutinitas yang padat benar-benar telah menyita waktuku. Aku pun bertekad ingin lulus dengan IPK yang tinggi.

Usaha tak pernah ada yang sia-sia. Aku berhasil lulus dengan IPK 3,38. Bahagia? Pasti! Tapi beban dan tantangan telah membayang dibenakku. Banyak lamaran aku kirim, dan test-test di beberapa Perusahaan aku jalani dengan penuh harapan. Aku memang sering pindah-pindah kerja, karena kupikir aku masih muda, masih harus mencari pengalaman dan pelajaran yang tak henti-hentinya.

Akhirnya setelah penantian yang panjang, aku diterima di salah satu Instansi Pemerintah di Jakarta, di bagian Hukum yang sesuai dengan disiplin ilmuku. Sebenarnya ketika itu aku masih bekerja sebagai Marketing Executive di satu Biro Perjalanan. Tapi kesempatan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dan bekerja yang sesuai dengan disiplin ilmu yang aku tekuni sungguh tak bisa aku lewatkan.
Dalam kebahagiaanku itulah ternyata Ita sedang dalam kesedihan. Masa kerjanya di Puskesmas itu telah habis, dan Ita juga ingin mencoba mencari peluang kerja yang lebih baik. Memang sulit mencari pekerjaan di zaman susah begini. Tapi aku terus menyemangatinya. Ita memang tabah, dia memelukku untuk meyakinkan padaku kalau dia pun selalu tetap semangat.
“Aku tetap semangat kok,” katanya, “aku yakin suatu hari nanti aku pun bisa kerja di tempat yang aku impikan.”
Aku memandang Ita dengan lega bercampur rasa kagum menyelimuti hatiku.
Kebetulan di rumah, adikku membuka usaha rental computer. Ketika aku bilang padanya aku mencari orang untuk ikut mengelola rental kami, Ita menawarkan dirinya. Untuk belajar, katanya. Dengan senang hati aku menerimanya. Berdua dengan Udin, tetanggaku, mereka mengelola rental computer kami dengan sungguh-sungguh. Hasilnya walau tak seberapa, tapi rental komputerku akhirnya menjadi tempat teman-teman dan saudara-saudaraku mangkal untuk berbagi informasi lowongan kerja dan berdiskusi tentang apa saja.

Cuma dua bulan aku menemani mereka di rental, karena kemudian aku harus segera ke Jakarta untuk mulai bekerja di kantor ku yang baru. Berat rasanya ketika harus melangkahkan kaki memulai pengalaman baru di Jakarta dan meninggalkan kotaku dan semua keluarga dan teman-temanku tercinta.

Malam ketika aku harus berangkat, Ita menginap di rumahku. Kami bercerita dan berdiskusi berbagai hal. Ketika aku mengatakan kalau aku berat sekali harus berangkat besok harinya, Ita menasihatiku kalau aku harus maju dan tidak boleh berpikir macam-macam karena hanya akan memberatkan langkah dan pikiranku.
“Bersyukurlah untuk cita-citamu yang tercapai,” kata Ita tegas,”aku berdo’a untuk kesuksesanmu, ya Cen!”

Aku menitikkan air mata terharu. Oh….Ita, seharusnya di saat seperti ini, aku lah yang menguatkan dirimu dan berdo’a untuk impian yang selalu menari-nari di ruang pikirmu.

“Aku pun berdo’a untuk kamu, ya Ta,” kataku, “aku yakin suatu hari nanti, impian indahmu pasti terwujud!”
Hari-hari selanjutnya, melalui SMS dan telephonelah, aku dan Ita selalu berhubungan. Ita banyak sekali bercerita lewat SMS. Wahhh….sepertinya memang tetap semangat. Ita katakana padaku kalau dia senang sekali mengelola rental computer kami. Aku percaya walau aku tahu Ita selalu menyimpan harapan untuk bekerja di tempat yang lebih pantas.

Dua tahun telah berlalu. Aku telah mencintai pekerjaanku ini. Dan Ita ternyata masih tetap menjadi pengelola rental kami. Udin sudah diterima di salah satu Bank Pemerintah di kota ku.

“Sepertinya aku harus menjadi karyawan tetap rental ini ya?” kata Ita bercanda padaku. Saat itu aku sedang pulang ke kotaku dan kami pun asyik bercerita di rental computer kami.

“Tapi jari-jarimu nggak keriting kan, ngetik terus ?” aku membalas candanya.
Kami pun tertawa bersama. Indah sekali memang hidup ini, kalau kita tidak pernah mencemaskan apa pun yang terjadi. Hari itu Ita juga bercerita banyak tentang semua test penerimaan pegawai yang diikutinya. Aku senang Ita selalu tabah dan sabar dalam mencari pekerjaan.

“Kau pasti bisa,” kataku padanya.

“Tentu dong….Ita!” katanya ceria dan memang selalu cerita.

Sampai penghujung tahun 2004, artinya tiga tahun setelah aku kerja di Jakarta , Ita masih setia di rental kami. Di dalam pengelolaan Ita, rental kami sangat berkembang. Orang tua dan saudara-saudaraku selalu memujinya dan sangat bersyukur karena orang seperti Ita yang mengelola rental kami.

Bulan November 2004, aku menikah. Ita tetap menjadi sahabat yang selalu mendukungku, menemani dalam setiap galauku ketika ada kecemasanku tentang pernikahan. Bahagia rasanya, ada seorang sahabat yang baik yang setia menemani dan bisa berbagi di saat kita membutuhkan. Seperti aku saat itu ketika menghadapkan saat-saat melepas masa lajangku.

Ita membisikiku kalau aku harus bersyukur pada Tuhan untuk segala kebahagiaan yang diberikan Tuhan padaku. Ita pun berharap semoga Ita juga bisa seperti aku, bekerja dan mendapat suami yang baik. Aku memeluknya dan berdo’a untuknya.
Do’a yang tak henti-hentinya dan usaha yang tanpa kenal lelah selalu mendapat hasilnya. Tuhan selalu mencatat setiap langkah kita, dan pada akhirnya akan memberikan yang terbaik pada saat yang tepat. Itulah kenyataannya.
Rasanya haru sekali ketika aku mendapat telephone dari Ita, bulan Januari 2005, dua bulan setelah aku kembali ke Jakarta setelah pernikahanku.

“Aku lulus cen…..aku lulus……”demikian aku mendengar suara dan pekikan gembira Ita di telepon.

“Alhamdulillah…..”suaraku serak menahan haru. Sungguh…kebahagiaan Itha pun dapat aku rasakan. “Terima kasih, Tuhan.”

Ternyata Ita diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan di satu Kabupaten. Aku ucapkan selamat dengan berlinang air mata. Gembira aku mendengarnya.

Setelah Ita menutup telephone aku terpekur. Allah Maha Kuasa, Cuma Dia yang tahu rahasia umat-Nya. Betapa pun kerasnya tantangan hidup ini, asal kita yakin dan terus berjuang semua akan ada jalan keluarnya. Karena ada Dia, Tuhan Yang Maha Segalanya.

Untuk sahabatku : Susi Herlita, sukses untukmu!
Ichen ZR

Monday, January 29, 2007

YAKINLAH, KAU PASTI BISA!

(Alhamdulillah, tulisan ini masuk dalam rencana pembuatan buku ketiga SK)

Oleh : Dewi Cendika ZR

Dulu sekali, seorang teman pernah datang ke rumahku sambil berlinang air mata. Tentu saja aku bingung dan tak tahu harus bagaimana karena ketika itu aku pun masih kecil, baru duduk di bangku Sekolah Dasar. Untung ada ibu yang bertanya dan menasihatinya. Temanku mengatakan kalau dia sedih sekali karena tidak diizinkan ibunya untuk mengikuti les vocal di sekolahnya. Alasannya, karena menurut ibunya, suara temanku tidak merdu sehingga tidak perlu membuang uang dan waktu hanya untuk latihan vocal.

Saat itu aku cuma tertawa saja mendengar alasan yang lucu menurutku. Tapi ibu dengan lembutnya berjanji akan mencoba membicarakan keinginan temanku ini dengan ibunya. Aku memandang ibuku, bangga dan bahagia karena ibuku tidak pernah melarang aku untuk ikut kegiatan apa pun yang aku suka. Tentu saja untuk kegiatan yang baik dan bermanfaat.

Orang tuaku memang selalu mendukung dan memberi semangat setiap impianku. Ketika masih di bangku Taman Kanak-kanak, aku termasuk anak yang cukup nakal dan aktif. Bajuku selalu kotor setiap aku pulang sekolah. Apa lagi saat aku dan teman-temanku sedang keranjingan bermain tanah liat. Tanah liat itu kami bentuk menjadi piring, gelas, vas bunga, dan apapun sesuai yang ada di dalam imajinasi kami. Bila anak-anak lain dimarahi orang tuanya karena bermain tanah sebab mengotori pakaian mereka, ibu dan ayahku malah tersenyum melihat ulahku bahkan ayah membuatkan aku lemari susun dari kotak kardus untuk memajang hasil karyaku.

Ketika baru masuk sekolah Dasar, ibu memasukkan aku les mengaji di Masjid dekat rumahku. Suatu hari dalam rangka Nuzulul Qur’an, ada lomba MTQ untuk anak-anak seusiaku. Aku ingin ikut lomba tapi aku takut dan malu sekali tampil di depan umum. Ibu menciumiku dan berkata : Ibu Yakin, Kau Pasti Bisa. Dan aku pun berani.

Ketika aku sudah lebih besar, aku ingin sekali menjadi penyanyi. Padahal suaraku tidak merdu dan aku tidak bisa bernyanyi indah. Tapi ibu dan ayahku tidak pernah mengecilkan harapanku. Ketika aku menyampaikan keinginanku ingin jadi penyanyi, ibu dan ayah memberi kesempatan padaku untuk bergaya dan bernyanyi di depan mereka. Ibu bertepuk tangan dan memuji kalau suaraku bagus sekali. Ayah menantangku apakah aku berani bila menyanyi di depan para tamu dalam acara arisan keluarga yang akan diadakan di rumahku esok harinya. Ketika aku ragu dan malu, ayah dan ibu membisikiku : Yakinlah, Kau Pasti Bisa! Dan aku pun tertantang.

Setelah meranjak remaja aku sadar kalau aku tidak berbakat menyanyi. Suaraku fals dan aku tidak ingin lagi jadi penyanyi. Tapi aku punya cita-cita lain. Aku ingin jadi penari dan pelukis. Ayah pun mengizinkan aku untuk ikut les menari dan melukis di sekolah. Aku berusaha sungguh-sungguh dan sering memperagakan pelajaran menari di depan ibu dan memperlihatkan hasil lukisanku pada ayah. Ayah dan ibu memujiku kalau mereka bangga padaku dan akan senang sekali kalau aku terus belajar dan berkarya untuk terus memperbaiki kemampuanku. Dan aku pun berjanji untuk terus belajar. Ketika ada lomba melukis di sekolah aku ingin sekali ikut serta tapi sekali lagi aku ragu. Ayah dan ibu memelukku dan berkata : Yakinlah, Kau pasti Bisa! Dan aku pun berani ikut lomba walau tidak juara sama sekali.

Sampai aku duduk di bangku SMA, aku telah bisa menata apa keinginanku dan bagaimana kemampuanku. Aku sudah tidak tertarik lagi dengan melukis dan menari. Aku tahu aku tidak berbakat menari karena lukisanku tidak indah dan tampak hidup. Dan aku tidak suka menari karena badanku ternyata tidak lentur dan luwes. Tapi aku punya impian lain. Aku ingin jadi penulis. Dan ayah mendukungku. Ayah memperbolehkan aku menggunakan mesin tik miliknya.

Dari sanalah hari-hariku selalu penuh imajinasi. Aku suka membuat puisi, artikel dan cerita pendek. Ayah adalah orang pertama yang membacanya. Menyenangkan sekali berdiskusi dengan ayah tentang ide menulis ditemani teh hangat dan makanan kecil yang dipersiapkan oleh ibu khusus untukku. Ayah menyemangati aku untuk memberanikan diri mengirim tulisan ke majalah dinding di sekolahku. Aku tertarik dan mencoba usul ayahku. Sungguh menyenangkan ketika setiap minggu selalu ada tulisanku yang muncul meskipun hanyalah pada sebuah majalah dinding sekolah. Ayah dan ibukulah yang terus memotivasi aku, merayakan bersama ketika aku menjadi juara menulis mading dan memberi semangat ketika akupun akhirnya menjadi redaktur majalah dinding di sekolahku.

Ketika akan masuk Perguruan Tinggi, ayah dan ibu memberikan kebebasan untukku menentukan fakultas mana yang aku ingini. Aku tertarik masuk Fakultas Hukum karena aku ingin menjadi Notaris atau pengacara seperti teman ayahku. Ayah dan ibu mendukung impianku. Tapi rasa khawatir menyergaapku, mampukah aku di fakultas hukum? Ayah dan ibu mengatakan Yakinlah, kau pasti bisa!

Yakinlah, kau pasti bisa! Kata-kata itulah yang selalu diucapkan ayah dan ibuku bila aku ragu dan takut. Kata-kata yang selalu tertanam di hatiku dan akan kupegang bila aku takut tenggelam dalam menentukan langkah hidupku. Kata-kata yang menyemangatiku setiap kali aku mengikuti test-test melamar kerja. Kata-kata yang menguatkan langkahku ketika aku diterima kerja di kota Jakarta dan harus meninggalkan kota tercintaku, Palembang, kota tempat aku menempa cita-citaku. Kata-kata yang mengingatkan aku ketika aku ragu memutuskan untuk menikah. Kata-kata yang menghiburku ketika dulu aku ragu apakah aku akan menjadi seorang istri dan ibu yang baik.

Yah, Yakinlah, kau pasti bisa! Kata-kata itu semoga kelak bermanfaat untuk anak-anakku nanti. AMIN.


Tulisan ini kupersembahkan untuk mama dan alm. papa,
terima kasih untuk setiap bisikan cinta dan pelukan erat
yang telah menguatkan setiap impianku.

Jakarta, Januari 2007
ICHEN ZR

Friday, January 26, 2007

Yuk Bergengaman Tangan

Oleh : Dewi Cendika ZR

“Kamu hamil, sayang,” bisik suamiku ketika melihat hasil test kehamilanku ketika itu. Tentu saja aku bahagia sekali. Aku akan menjadi seorang ibu, bisikku dalam hati. Ini kehamilan pertama, dan...oh....tahukah kalian, apa yang aku rasa saat itu? Sungguh.....aku takut. Berbagai perasaan khawatir pun merayapi hatiku. Aku takut bagaimana kehamilanku nanti berjalan, aku cemas membayangkan proses persalinan kelak yang katanya sakit....sekali dan aku khawatir apakah aku akan mampu menjadi seorang ibu yang baik?

Tapi untunglah ada suami yang selalu memberikan dukungan dan bisikan semangat untukku. Dia lah yang menjadi tempat bagiku berkeluh kesah tentang kekhawatiranku, menguatkan hati dan keyakinanku, menyempatkan diri untuk membelikan buku-buku tentang kehamilan yang membuatku mengerti tentang berbagai hal apa yang baik dan apa yang tidak boleh dilakukan ketika hamil, menempelkan kertas di lemari es tentang makanan apa saja yang baik dan yang tidak diperbolehkan untuk seorang wanita hamil sehingga tentu saja... aku bisa mengendalikan diri dalam urusan perut, hehe...

Suami memang orang yang paling berperan untukku ketika aku hamil. Dia pula yang mencatat jadwal kunjungan kami ke dokter sehingga tak sekalipun kami lupa kapan waktunya chek up. Dan ketika aku harus test darah, suami juga lah yang menguatkan dan memegang tanganku. Tentu saja karena karena......aku buka rahasiaku yaa.... aku takut sekali dengan jarum suntik. Tapi pelukan suami memberikan ketenangan untukku. ;) Yah.... betapa bahagianya aku memiliki teman berbagi yang sangat mengerti aku.

Pada bulan-bulan pertama kehamilanku, sepertinya ada-ada saja yang aku inginkan. Teman-temanku bilang itu artinya aku mengidam. Hmm....aku ingat sekali betapa suamiku harus mencari-cari makanan yang aku pesan dan dia tidak pernah mengeluh. Justru raut muka yang kutangkap adalah muka yang selalu terlihat senang dan tampak menggodaku ketika makanan yang aku inginkan berhasil dibawanya ke rumah. Sungguh menyenangkan menikmati makanan ketika makanan itu sudah sangat kita idamkan namun terasa jauh lebih nikmat karena yang membelikannya adalah suami tercinta.

Memang selalu ada saja yang aku lakukan yang kadang membuat repot suamiku. Tidak hanya membuatnya kelimpungan mencari makanan yang aku idamkan tapi juga harus mentolerir dan mengerti dengan sikapku yang menjadi lebih manja dan kolokan ditambah sifatku yang memang gampang sekali ngambek dari sononya. Bila suamiku melakukan hal yang sedikit saja yang aku tidak berkenan, pastilah aku langsung ngambek dan marah. Biasanya suamiku lah yang mengalah dan diam saja ketika aku marah. Walaupun kemudian pastilah aku menyesal dan meminta maaf pada suamiku.

Satu kali rupanya suamiku sedang tidak enak hatinya. Kami bertengkar hanya karena masalah yang sangat sepele. Hari Sabtu, seperti hari Sabtu-sabtu biasanya, selalu kami isi dengan jalan-jalan. Tapi satu Sabtu itu, suamiku bilang padaku kalau hari itu lebih baik kami di rumah saja, apa lagi kandunganku masih sangat muda. Tapi dasar aku yang sangat sensitif, malah menjadi emosi. Aku bilang kalau suamiku tega sekali karena tidak mau menemani aku yang kepingin sekali makan di luar. Aku ngambek dan bilang padanya kalau dia sungguh tidak mengerti betapa gerahnya aku di rumah. Suamiku yang biasanya mengalah kali itu cuma mendiamkan aku. Ketika aku tambah mengomel suamiku balik marah padaku.

Tentu saja aku kaget dan menangis. Tak pernah aku mengalami hal ini. Aku ngambek dan mengurung diri di kamar. Aku kesal sekali. Sambil menangis aku tumpahkan semua amarahku di kamar. Tiba-tiba aku malu pada diriku sendiri. Kenapa aku begitu egois. Mentang-mentang hamil lalu bisa seenaknya pada suami? Oh...oh....aku telah salah dan sangat tega selama ini. Suamiku begitu baik padaku tapi aku malah marah-marah. Terpikir olehku mungkin suamiku capek hari ini tapi aku tidak bisa mengerti dirinya. Padahal dia begitu mengerti aku. Sungguh aku menyesal dan ingin minta maaf padanya.

Tapi sebelum aku keluar kamar, suamiku telah masuk kamar terlebih dahulu. Dia memelukku dan meminta maaf telah marah padaku. Aku tak bisa menahan diri lagi, kupeluk suamiku dengan menangis sesenggukan. Betapa baiknya dia, pun di saat aku yang telah merepotkannya, yang telah tega dan tak mengerti dirinya, dialah yang mengambil sikap untuk mengalah dan meminta maaf terlebih dahulu padaku. Aku bisikkan padanya, betapa aku sangat mencintainya.

Ketika kandunganku memasuki bulan ketiga aku mendapat khabar dari keluargaku di Palembang kalau ayahku sakit. Aku pulang dengan hati yang sangat sedih. Aku tak kuasa manahan pilu mendapati ayah yang tak sempat melihat cucunya lahir. Kepergiannya tak urung membuat hatiku patah dan asaku menguap.

Suamilah yang selalu menghibur hatiku. Memberi nasihat dan menyadari aku kalau aku tidak boleh larut dalam kesedihan yang panjang. Suami membisiku, ada seseorang yang menunggu dilahirkan dari seorang bunda yang tidak kenal putus asa. Suamiku menguatkan aku dengan semangat dengan kata-kata :Yakinlah, kau pasti bisa! Dan aku sadar aku memang harus bisa dan mampu. Bukankah ada kelurga terutama suami tercinta, seorang teman terbaik yang siap berbagi cerita, suka dan duka. Aku memang tidak sendiri, ada seseorang yang berjalan di sisiku, menggandeng tanganku dan saling memberi kekuatan.

Hari-hari selanjutnya, banyak hal yang kami lakukan sambil menunggu kelahiran sang buah hati. Menyenangkan sekali ketika membeli perlengkapan bayi seperti baju-baju mungil, kosmetik bayi, dot-dot beraneka bentuk dan sebagainya. Semua aku lakukan berdua suami yang lebih banyak mengalah bila terdapat perbedaan pendapat. Hehe..maklumlah kadang ibu-ibu memang lebih cerewet ya, apa lagi soal harga.

Sampai akhirnya waktu melahirkan tiba. Oh...sungguh ngeri membayangkan proses melahirkan itu. Apa lagi aku sering membaca tulisan teman-teman di sebuah mailing list tentang kehamilan, kalau melahirkan itu ”cukup” menyakitkan. Hoho....ngebayangin jarum suntik dan sakit perut yang katanya tak terlukiskan itu membuatku ketakutan.

Lagi-lagi suami lah yang menenangkan aku dan memberi semangat. Suamiku berjanji padaku kalau dia akan menemani aku dalam kamar bersalin. Dan ketika aku melahirkan, aku rasakan hadirnya suami dan ibu di sebelah kiri dan kananku memberikan kekuatan tersendiri untukku. Ketakutanku hilang. Genggaman tangan suami dan pelukannya di bahuku seperti mengalirkan kekuatan yang teramat besar untukku.
Akhirnya setelah tiga jam dalam kamar bersalin, anakku tercinta lahir dengan sehat dan selamat. Raut muka mungil dan suara tangisnya membuatku menangis bahagia. Kucium putri mungilku yang cantik jelita. Hatiku haru dalam bahagia yang sangat dalam.

Hari-hari selanjutnya benar-benar hari-hari yang indah. Berdua suami, kami berusaha memberikan yang terbaik untuk putri mungil kami. Capek memang ketika harus bergadang malam hari ditambah nggak bisa tidur besok paginya karena si kecil kadang susah tidur dan rewel bila malam hari. Tapi untung ada suami yang benar-benar adalah ayah yang sangaaaaat baik untuk anak kami. Bila aku tertidur karena kecapekan, suamilah yang selalu membuatkan susu, menggendong dan menina bobokan malaikat kecil kami. Suami memang adalah ayah siaga ;)

Sekarang sang buah hati udah empat belas bulan. Tambah manja sama aku terutama pada ayahnya. Sering membuatku cemburu karena ayahnya lebih sering mencium dan memeluk bidadari kecil kami itu. Selalu membuatku tertawa bila sudah main kuda-kudaan di punggung ayahnya. Selalu membuatku haru bila malaikat kecilku dan ayahnya mencium pipiku untuk membangunkan aku yang masih tertidur padahal matahari sudah tidak malu-malu lagi mengintip di balik awan ;)

Terima kasih Tuhan, Kau anugerahkan bidadari cantik pada kami. Akan kulakukan yang terbaik untuknya dan kulimpahi kasih dan cinta padanya. Dan sungguh....terima kasihku pada MU Tuhan, telah kau hadirkan seorang lelaki baik yang mencintaiku dan aku cintai untuk menemani hidupku membentuk keluarga yang sakinah.

Tulisan ini kupersembahkan untuk suamiku tercinta.. Seperti katamu, mari kita berjalan bersisian dan bergenggaman tangan untuk berbagi dan saling memberi kekuatan. Amin.
Ichen ZR

Ketika Langkah Kaki Terasa Berat Tanpa Ayah

KETIKA LANGKAH TERASA BERAT TANPA AYAH

Oleh : Dewi Cendika ZR


Ketika aku lulus kuliah tahun 1998, Ayah ku akan memasuki masa pensiun. Kata orang, bagi seorang laki-laki, pensiun menjadi momok yang menakutkan. Apa lagi Ayahku lumayan memiliki posisi di kantornya. Tapi apa yang dikatakan Ayah padaku? Ayah mengatakan padaku bahwa pada dasasrnya setiap pegawai di kantor mana pun, dia harus siap mengalami hal-hal seperti itu. Dan itu adalah hal yang biasa. Bukankah di mana pun kita berada, kita dapat berbuat lebih banyak dan berarti untuk orang lain.
Aku hanya diam mendengar kata-kata Ayah. Aku takut Ayah hanya menghiburku dan saudara-saudaraku. Tapi Ayah sepertinya sungguh-sungguh. Hari-hari pertama menikmati masa pensiun Ayah begitu menikmatinya.
Aku senang memang melihat ayah yang ceria. Apa lagi ayahku jadi tambah mesra dan romantis pada ibu. Ayah selalu menemani ibu ketika ibu masak di dapur dengan mengajak ibu ngobrol.
“Wah….ternyata punya banyak waktu begini asyik loh, Chen,” seloroh ayah padaku, “ayah jadi bisa pacaran terus sama ibu.
“Ih…ayah genit!” aku tertawa geli membalas gurauan Ayah.
Melihat muka ayah yang selalu menampakkan muka berseri-seri di depan kami, anak-anak ayah, ternyata mengalirkan suatu kekuatan tersendiri bagiku. Apa lagi saat itu aku pun kemudian terus bergumul dengan tantangan di depan ku. Tamat kuliah memang terasa banyak beban yang harus dihadapi. Aku tidak ingin jadi penangguran. Aku harus sukses, seperti Ayahku. Ayah dan Ibuku terus menyemangati dan mendo’akan aku untuk terus maju dan berjuang.
Di tengah kesibukanku, aku dikejutkan oleh Ayah. Satu malam, Ayah memanggilku dan saudara-saudaraku untuk minta masukan kami. Ayah memang selalu begitu, kami terbiasa untuk berdiskusi dan bertukar pendapat dalam segala hal. Ternyata Ayah diterima menjadi Dosen pengajar di Perguruan Tinggi swasta dan satu Sekolah Tinggi Ekonomi di kota kami.
Aku menatap Ayah kagum sekali. Ayah luar biasa. Tak kenal lelah dan memandang hidup ini selalu penuh harapan. Kami berlomba-lomba memberi pendapat, yang intinya Ayah harus maju terus. Aku bilang, satu saat nanti aku pun akan sepeti Ayah, bisa berbuat banyak di mana pun berada.
“Insya Allah, Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk mahluk-Nya,”Kata Ayah memelukku dan meyakinkanku.
Sebagai seorang dosen di dua tempat membuat waktu Ayah cukup padat. Lama-lama aku khawatir kalau Ayah jatuh sakit. Aku memang senang Ayah bekerja lagi, tapi tidak kalau itu membuat kesehatan Ayah menjadi buruk. Tapi Ayah meyakinkan aku kalau dengan bekerj, Ayah lebih bersemangat dan sehat.
Sampai aku di terima kerja di Jakarta , empat tahun kemudian, Ayah masih menjadi dosen, malah sekarang bertambah di satu Perguruan Tinggi lagi. Ketika aku menelepon ke rumah dan mencurahkan isi hatiku kalau aku kangen sekali pada Ayah dan Ibu, dan meminta Ayah dan Ibu mengunjungiku, Ayah selalu menjadwalkannya pada tanggal-tanggal Ayah tidak mengajar. Kadang aku kesal tapi kata-kata Ayah yang menasehatiku, kalau kita mengembang tanggung jawab, jangan sekali-kali kita menghianatinya selalu berbekas di hatiku.
Ayah. Aku begitu menyayanginya dan mengagumi kesungguhannya dalam menapaki hidup. Ayah yang mengajari kami, anak-anaknya untuk kerja keras, tak kenal lelah, dan tak henti-hentinya menengadahkan tangan, berdo’a kepada Tuhan YME. Ayah mengajarkan aku untuk bersaing yang sehat dalam hidup, pertemanan dan pekerjaan. Dan aku ingin seperti Ayah, bisa berbuat banyak dan berguna di mana pun kita berada.
Kini semua itu adalah kenangan yang memberikan berbagai rasa di hatiku. Rasa rindu yang begitu mendera yang selalu menyiksaku sekarang hingga menciptakan gumpalan-gumpalan harapan dan khayalan yang membumbung tinggi di ruang hatiku. Keinginan untuk bertemu dan bermanja-manja lagi dengannya. Dengan lelaki yang begitu kucinta, sosok yang senantiasa menjadi idolaku. Ayah.
Pedih. Rasa itulah yang menyentak alam sadarku. Memberikan sensasi pilu yang cukup membuat kristal-kristal bening berlomba mengalir di pipiku. Aku kembali terpekur menganggap inilah episode hidup yang begitu menyakitkan. Dan aku merasa sangat kehilangan. Berharap waktu kembali ke bulan-bulan dan tahun-tahun sebelum ayah pergi atau cuma hari terakhir, itu pun sudah cukup bagiku. Aku berandai-andai tapi waktu tak kan pernah berhenti bahkan mundur seperti khayalku.
Tanggal 23 April 2005. Yah...ayahku pergi untuk selamanya. Cuma dua belas jam aku memeluk ayah di rumah sakit dan berharap ayah sehat kembali. Walau ayah tak sadarkan diri akibat pendarahan di otak kecilnya tapi aku tetap membisikkan pada ayah tentang segala harapan yang ingin aku bagi dengan ayah. Aku ingatkan tentang kebahagiaan-kebahagiaan yang telah kami lalui. Sungguh aku yakin ayah bisa mendengarkan kata-kataku dan aku ingin ayah tahu kalau aku tidak mau kehilangan ayah. Tapi Tuhan berkehendak lain, ayah harus pergi menghadap-Nya dan kami sekeluarga tak kuasa menolak kepergian ayah.
Kehilangan? Rasa itu sungguh menyakitiku. Berhari-hari aku menangis. Pun sampai aku harus kembali ke Jakarta. Aku sesalkan, ayah pergi sebelum aku bisa berbuat banyak dan membalas jasa ayah yang tiada taranya. Lama memang aku terperangkap dalam kesedihan seperti tanpa batas. Sampai satu hari, seorang teman menasihatiku. Kata-kata yang dilontarkannya padaku begitu membuatku tersentak.
”Menurutmu, ketika kamu menangis, sebenarnya apa yang kau tangisi?” demikian dia menanyaiku.
Aku terpana dan melongo! Betapa bodohnya temanku ini! Tentu saja aku menangis karena sedih. Tidak tahukah dia betapa sakitnya hati ini ketika kita harus kehilangan orang yang sangat kita cintai? Kubalas pertanyaan ”bodohnya” itu dengan marah.
”Tentu saja aku menangisi ayahku!” sentakku kasar.
Temanku itu cuma tersenyum. Sepertinya dimatanya aku seperti anak kecil yang cengeng.
”Kau salah,” temanku mulai lagi menasihatiku, ”sadarkah kau, ketika kau menangis, sebenarnya yang kau tangisi itu adalah dirimu sendiri. Ayahmu tidak butuh kau tangisi. Dia sudah pergi dengan tenang dan tidak berharap kau terus menangis dan berduka panjang karenanya.”
Aku tergugu dalam air mata yang terus melesak, ”apa aku menangisi diriku sendiri, dalam arti mengasihani diri sendiri selama ini?” tanyaku.
”Kau sendiri yang tahu jawabannya,” ujar temanku itu dan berlalu meninggalkan aku yang tercenung masih dalam derai air mata.
Tiba-tiba aku menyadari apa yang telah aku lakukan selama ini. Aku kehilangan semangat dan hanya menampakkan muka sedih yang panjang. Ahh...aku memang berkabung, tapi masa berkabung harus segera dilampaui dan aku memang harus siap menerima kenyataan ini. Oh....ternyata selama ini aku benar-benar menjadi wanita cengeng dan rapuh!
Lihatlah, aku salah selama ini. Aku kehilangan banyak hari hanya untuk menangis. Padahal aku tidak sendiri. Ada ibu yang harus selalu aku jaga dan yang sangat mencintaiku, yang untuknyalah aku pun harus kelihatan tegar, untuk memberikan semangat dan kekuatan padanya. Ada kakak dan adik-adikku tempat aku bercerita dan saling mendukung dan ada suami dan anakku tercinta yang membutuhkan kasih sayang, semangat dan perhatianku. Sungguh selama ini sku telah menyia-nyiakan waktu karena telah aku isi dengan ratapan. Aku mengerti kalau semua yang ada di dunia ini adalah Allah yang berkuasa mengaturnya.
Kini ketika rindu begitu mendera di hati, ketika langkah kaki terasa berat tanpa seorang ayah, aku menguatkan hatiku, aku tidak akan membiarkan tangisan tumpah atau khayalan yang tiada ujungnya. Tapi do’a yang senantiasa kupanjatkan pada Allah semoga Allah mengampuni salah dan dosa ayah, menempatkan ayaku dalam golongan orang beriman dan dibukakan pintu surga untuk Ayah. Amin.

Kenangan bersama ayah takkan terlupa selamanya, ayah adalah idola bagiku

ICHEN ZR