Saturday, December 23, 2006

I Love U, MOm

Ibu memberiku cinta…
Kadang kubalas dengan air mata
Yang tumpah di pipinya….
Ibu memberiku ciuman
Namun kenapa ada goresan luka
terpancar di mata ibu….
Dari aku kah itu ?
Ibu..
Maafkan aku

Ibu menguatkan harapanku…
Merangkul setiap asaku…
Dengan desah dan rintih do’a
Untukku..
Sepanjang waktu
Ibu…
Terima kasih yang tak terhingga

I love u, mom…….

TERIMA KASIH, IBU



Kemarin malam aku menunggu suamiku pulang. Hampir pukul 19.30. Di luar hujan lebat dengan kilatan cahaya di langit. Di rumah cuma ada pengasuh babyku yang menemani aku. Rasanya begitu sepi dan galau. Bidadari mungilku sedang tertidur lelap dalam pelukanku. Hatiku resah. Aku menunggu suami pulang yang aku tahu saat itu sedang terjebak hujan di jalanan. Aku berdo’a dan berharap suami segera pulang dan hatiku kembali tenang.
Saat itulah aku merenung. Betapa tidak enaknya saat menunggu itu. Hati berdebar tak menentu, penuh khawatir dalam roda waktu yang terasa begitu lama berjalan. Tiba-tiba aku teringat ibuku. Ibu yang telah puluhan tahun menemani aku dan keluargaku dengan cinta dan kesabaran. Ibu yang tak kenal lelah dan tak pernah mengeluh.
Ketika aku dan saudara-saudaraku masih kecil, masih duduk di Sekolah Dasar, betapa seringnya kami meninggalkan ibu sendiri di rumah. Kami bermain kadang lupa waktu. Ketika kami pulang ke rumah, ibu sudah menunggu di depan pagar rumah dengan muka cemas. Tapi ibu tidak marah, malah merangkul kami dengan sabar dan menasihati kami dengan cintanya.
Ketika kami sudah besar, sudah duduk di bangku SMA dan kuliah, bertambah seringnya waktu kami diluar rumah untuk berbagai kegiatan dan itu berarti kami harus meninggalkan ibu menunggu di rumah. Saat itu, kami tak pernah tahu bagaimana kesepian dan kecemasan yang dirasakan ibu karena memikirkan kami di luar rumah. Tapi ibu tak pernah mengeluh. Ibu menunggu kami dengan sabar, menyiapkan makanan yang sarat cinta yang akan kami santap setelah kami pulang.
Ketika saatnya kami dewasa, satu persatu dari kami mendapat kerja di luar kota dan meninggalkan ibu Tapi ibu walau dalam sepinya tanpa kami selalu memberi semangat pada kami untuk terus maju dan meraih impian. Ibu tidak lagi menunggu kami pulang malam tapi ibu terus menunggu kami pulang menemui ibu dalam do’a dan harap yang tak putus-putusnya.
Ketika satu persatu dari kami sudah menikah, ibu pun selalu merindukan kami setiap waktu, menunggu kami untuk mencium dan memeluk ibu. Sungguh…..ibu selalu sabar menunggu dengan merajut do’a dalam setiap detik yang berlalu.
Ibu….terima kasih untuk waktu-waktu penuh cinta yang selalu ibu luangkan bersama kami, anak-anak ibu. Betapa hari ini aku ingin pulang dan memeluk ibu.

Selamat Hari Ibu untuk semua ibu di dunia ini
22 Desember 2006

Ichen ZR